Saat ini hampir dimanapun Anda pastinya sering menemukan QR Code, terutama pada kemasan suatu produk yang dibeli. Selain itu, sistem barcode ini juga bisa digunakan untuk proses pembayaran.
Pemakaian QR Code ini tidak hanya untuk mengidentifikasi produk saja, tetapi juga dapat diterapkan dalam sistem absensi. Beberapa perusahaan memilih menggunakan sistem absensi QR Code fiturnya yang cukup lengkap dan mudah.
Namun, dibalik itu tetap sistem absensi dengan QR Code tetap memiliki kekurangan yang sebaiknya Anda pertimbangkan sebelum memutuskan menggunakannya. Apa saja kekurangannya, mari simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu Absensi QR Code
Kehadiran software absensi QR Code menyederhanakan proses pencatatan kehadiran karyawan secara otomatis langsung terinput ke dalam sistem komputer. Cara kerja dari aplikasinya akan mencatat jam kerja karyawan yang nantinya dapat diakses langsung dari komputer HR.
Sementara untuk karyawannya sendiri, proses pencatatan kehadirannya membutuhkan koneksi internet sekaligus login. Dengan aplikasi absensi barcode akan lebih praktis karena aplikasinya dapat diinstal di masing-masing ponsel karyawan maupun diakses melalui website.
Bisa dibilang fitur absensi QR Code yang dihadirkan tergolong lengkap, mulai dari manajemen waktu real time, scan barcode, clock in dan clock out, master data, hingga laporan analitik kehadiran karyawan.

Kekurangan Sistem Absensi QR Code
Selain menghadirkan fitur yang cukup lengkap dan pemakaian yang mudah, namun sistem absensi QR Code tetap memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1. Peluang Karyawan Titip Absen Cukup Besar
Meski sudah menggunakan QR Code untuk memudahkan dalam absensi, namun peluang terjadinya kecurangan masih tetap ada. Namun, kemudahan tersebut memicu karyawan untuk menitipkan ID card-nya kepada teman kerjanya.
Jika kebiasaan buruk ini tidak dihentikan akan sangat mengganggu kegiatan operasional perusahaan dan menghambat penyelesaian pekerjaan, bahkan perusahaan jadi rugi secara materi.
2. Untuk Sistem Jarak Jauh Sangat Tidak Efektif
Jika perusahaan Anda menerapkan sistem hybrid working atau kerja jarak jauh, sistem absensi menggunakan QR Code sangat tidak efektif. Hal ini akan menyulitkan HRD untuk memantau lokasi karyawan.
Sebenarnya sistem absensi QR Code bisa mengidentifikasi lokasi, tetapi karena barcode bisa dititipkan kepada orang lain, maka tentu saja data kehadiran yang tercatat jadi tidak valid kebenarannya.
3. Label QR Codenya Mudah Rusak atau Hilang
Karena menggunakan QR Code, sudah pasti barcodenya berbentuk label yang tertempel pada ID card karyawan. Namun, jika tidak bisa dijaga dengan baik bisa berisiko rusak atau pudar.
Jika label barcode sudah mulai rusak, maka scanner tidak akan bisa membaca labelnya. Dengan begitu, karyawan akan tercatat tidak masuk kerja padahal sebenarnya masuk, hanya saja label barcodenya bermasalah.
Solusinya mau tak mau harus mencetak label baru lagi, tetapi hal ini menunjukkan bahwa QR Code bisa menghabiskan waktu apabila terjadi masalah.
4. Bergantung Pada Jaringan Internet
Aplikasi ini hanya bisa digunakan oleh perusahaan maupun UMKM yang berada di wilayah perkotaan. Sebab, aplikasi sistem barcode sangat bergantung dengan jaringan internet sehingga tidak bisa digunakan di wilayah pedesaan yang seringkali hilang sinyal.
Solusi terbaik untuk mengatasi kekurangan sistem absensi QR Code ini adalah beralih menggunakan salah satu aplikasi HRIS Indonesia, yakni LinovHR yang memiliki fitur selfie. Kelebihan dari aplikasi LinovHR ini selain memberi kemudahan dalam memonitor kehadiran karyawan di beberapa lokasi yang sudah di setting sebelumnya.
Apalagi LinovHR dibekali dengan fitur mobile fraud report yang mampu mencegah terjadinya kecurangan, seperti penggunaan aplikasi anti fake GPS dan anti root. Apalagi aplikasinya tetap bisa digunakan untuk absen meskipun tidak ada jaringan internet atau hilang sinyal.
Langsung saja hubungi LinovHR di website resminya dan konsultasikan kebutuhan administrasi di perusahaan Anda.