indovaganza.com – Dari rasio risiko/imbalan hingga strategi lindung nilai, Trader Finex mengungkapkan lima strategi manajemen risiko perdagangan yang paling kuat.
Salah satu kunci utama menjadi trader forex yang sukses adalah manajemen risiko yang tepat. Manajemen risiko adalah proses mengelola kemungkinan kerugian perdagangan untuk membantu klien menjaga modal mereka dalam jangka panjang.
Pemasar dapat mengklaim memiliki rencana bisnis terkuat, tetapi menjalankannya tanpa manajemen risiko yang tepat tidak ada gunanya. Keterampilan manajemen risiko sangat penting bagi trader profesional. Ada banyak cara untuk mengelola risiko bisnis. Konsep manajemen risiko yang paling populer di kalangan trader adalah rasio risiko/imbalan. Singkatnya, rasio risiko/imbalan adalah rasio risiko terhadap imbalan yang dicari trader. Proses ini memungkinkan pedagang untuk menentukan toleransi risiko maksimum untuk setiap level masuk.
Dengan perhitungan risiko dan imbalan yang tepat, trader dapat menghasilkan keuntungan yang konsisten bahkan jika tingkat kemenangan dari proses trading tidak tinggi. Misalnya, jika seorang trader menggunakan rasio risiko 1:3 sebesar $100, target profitnya adalah 3x, atau $300.
Dengan demikian, beberapa kerugian Anda mungkin ditutupi oleh keuntungan berlipat. Tentunya risk/return ratio ini bisa disesuaikan dengan keinginan Anda. Untuk pemula, disarankan untuk tidak menggunakan rasio risk/reward yang tinggi atau rendah. Rasio risiko/keuntungan yang tinggi menyulitkan konsumen untuk mencapai tujuan ini, sedangkan rasio yang rendah tidak memberikan keuntungan jangka panjang yang memadai.
Memutuskan Rencana Keluar
Strategi lain untuk mengelola risiko di perusahaan adalah merencanakan rencana keluar. sebuah. Pembeli hanya fokus pada proses masuk dan melupakan waktu keluar. Faktanya, strategi keluar sama pentingnya dengan strategi masuk karena merupakan tempat trader menutup posisi dengan untung atau rugi.
Pada dasarnya, menutup perdagangan dapat dilakukan dengan dua cara: manual atau otomatis. Keluar manual berarti trader sendiri yang memutuskan kapan harus menutup posisi di platform trading. Di sisi lain, exit otomatis melibatkan penggunaan stop loss, profit, dan stop loss. Exit manual umumnya berguna bagi trader yang memiliki waktu untuk menganalisa pergerakan harga di pasar, dapat bereaksi dengan cepat dan tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi musiman.
Sementara itu, penjualan mobil sering direkomendasikan untuk tenaga penjual yang tidak memiliki banyak waktu untuk melihat grafik dan mudah terombang-ambing oleh perubahan harga di pasar.
Potong Kerugian
Strategi pembatasan kerugian ini menunjukkan bahwa pedagang akan mengakui kekalahan dalam batas tertentu. Dalam hal ini, pusat broker Finex meminimalkan kerugian sebagai teknik meminimalkan risiko untuk membatasi kerugian besar. Jadi, jika harga bergerak beberapa pips berlawanan arah dengan posisinya, trader harus segera menerima kerugian tersebut dan menutup posisinya.
Contoh penerapan teknik ini adalah saat trader mengambil posisi long pada pasangan USD/JPY di harga 116.000. Ketika harga benar-benar bergerak ke 115.500, trader segera menutup posisi mereka dan tidak lagi menahannya karena mereka yakin akan terjadi tren turun.
Kerugiannya bisa dibatasi hingga 50 pips. Bayangkan jika USD/JPY jatuh lebih jauh ke 114.000 dan trader tidak berani memotong kerugiannya, kerugiannya akan sangat besar dan akun tradingnya mungkin dilikuidasi.
Stop Loss
Mirip dengan konsep cut loss, strategi stop loss juga merupakan salah satu teknik manajemen risiko yang paling populer digunakan oleh para trader.
Jika trader menutup tangannya pada saat cut loss, stop loss direncanakan untuk menutup posisi secara otomatis. Seorang trader harus memutuskan kisaran apa yang akan digunakan sebagai stop loss.
Suka atau tidak suka, stop loss sangat berguna bagi trader dalam manajemen risiko dan harus menjadi bagian dari strategi manajemen uang Anda. Namun, tidak ada cara standar untuk menentukan stop loss maksimum.
Setiap trader bebas menentukan stop loss berdasarkan analisis kondisi pasar, namun harus wajar dan objektif. Beberapa metode yang lebih umum termasuk penghentian stok berdasarkan pola grafik, penghentian batas, dan yang didasarkan pada perubahan harga pasar.
Banyak trader yang masih kurang nyaman dengan stop loss karena dianggap tidak baik untuk mengantisipasi pergerakan pasar. Oleh karena itu, mereka yang yakin stop loss masih kuat memiliki hal lain untuk membatasi kerugian mereka – strategi hedging.
Singkatnya, pencegahan adalah salah satu strategi yang paling umum digunakan oleh konsumen untuk mengelola risiko kematian dengan mengelola situasi terbuka. Trader membuka dua posisi negatif atau arah pergerakan harga satu sama lain sehingga jika satu posisi tidak menguntungkan, posisi kedua masih ada untuk memberi ruang bagi keuntungan yang akan dicapai.
Menurut broker Phoenix, pemblokiran biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu direct execution dan pending order.